Minggu, 02 Desember 2007

Warnet Aneh
Hari ini saya dateng ke sebuah warnet di daerah jalan suci. Warnetnya aneh banget. Yang pertama, warnetnya lumayan lengkap, komputer baru pentium 4 akhir, windowsnya juga original, lengkap lagi dengan segala fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan seorang anak gaul seperti saya (Yee........cuih..) untuk ngenet dengan puas, seperti keyboard multimedia, webcam, headphones, monitor 19 inchi energy...sampe layanan yang bagus. Kebetulan pake speedy jadi lumayan cepet. Bukan lumayan lagi, bahkan cepet. Dan yang paling utama murah.....4000 se jam.. untuk ukuran kecepatan udah cepet banget. Pokoknya siaplah untuk jadi sebuah warnet yang bersaing......tapi..... He...3x ini yang lucu, tempatnya sempit banget. Saya duduk ma eneng berdua udah penuh. Ini warnet dengan space terkecil yang pernah saya jumpain. Sempiiitttttt banget. Asli, tempatnya kecil banget. paling jarak mata saya dengan monitor kira-kira 2 jengkal aja.
BTW, saya bingung fokusnya gimana, soalnya biasanya warnet, kalo gak tempatnya bagus, warnet cepet, justru tempat bagus warnet lambat. Klo yang ini, warnet cepet, tempat kumuh....
Ya udah, kita sudahi saja cerita ini dengan lagu favorit eneng, nidji yang melantun. Kayaknya abis ini, kita pengen minta lagunya gretongan ke mas-mas penjaga warnet....
Wassalam

Minggu, 18 November 2007

Salah Kaprah
Tadi malam liat SCTV ada film tentang anak remaja yang menyamar untuk mengejar pujaan hatinya. Kisahnya sederhana, cukup menarik untuk ditonton orang seperti saya yang sibuk dengan rutinitas kerja. Lumayanlah, sebagai penghibur. Tapi ada satu yang janggal di film/sinetron itu. Salah satu pemeran wanita, temannya pemeran utama pria, adalah seorang jago beladiri Tae Kwon Do. yang menarik atau yang janggal dari situ adalah tentang kostumnya, atau pakaian olahraga taekwondo yang disebut dengan dobok, berbeda dengan umumnya. Biasanya kalau pemegang sabuk hitam bajunya berkerah hitam, tapi baju wanita tersebut berkerah putih walau memakai sabuk hitam. Terlebih lagi yang aneh, gerakannya lebih mirip karate, yang lebih mengutamakan tangan, terus ngomongin "Kata" lagi bukan "Taeguk" (Rangkaian jurus/gerakan yang ada di taekwondo" Padahal gerakan "Kata" hanya ada di karate. Dan taekwondo yang utama adalah gerakan kaki. Mungkin bagi orang awam itu merupakan hal yang sepele, akan tetapi bagi orang yang suka beladiri dan mengerti, perbedaan tersebut merupakan hal yang sangat besar, bagai bumi dan langit. dan bisa dibilang pembodohan bagi masyarakat. Saya gak bisa bayangin Hwoarang (salah satu tokoh jago taekwondo dalam game Tekken) manyun liat alirannya di salh gunakan ...he..........3x
Sebetulnya kalau diperhatikan lebih cermat, banyak sekali hal-hal yang lucu dan norak yang dilakukan oleh para kaum sineas kita. Saya pernah lihat (tentu saja di sinetron indonesia) ada sebuah ruangan UGD yang pintunya hanya sebesar kamar tidur, terus kejadian sebelum operasi dokternya cuci tangan di wastafel, padahal operasinya ceritanya dilakukan di kamar operasi yang besar (emang watafelnya ada di kamar operasi), serta kisah seorang perawat teladan yang bisu tuli yang ceritanya sampai menggegerkan dunia keperawatan indonesia dan mengundang banyak demo ....(jadi inget jaman mahasiswa waktu demo tentang kejadian itu), dan lebih norax lagi ada cerita tentang seorang anak yang sakit yang sedang ditemani kedua orang tua dan keluarganya di sebuah ruang perawatan di rumah sakit. Ketika anak sedang diperiksa 2 orang dokter, tiba-tiba si anak jatuh syok. Penurunan kesadaran. Melihat kondisi si anak, dengan sigapnya 2 orang dokter yang sudah agak tua tersebut mengambil stetoskop, periksa dada kiri kanan tanpa membuka baju dan...sim salabim, abrakadabra, naon deui nyak..... pokoknya ajaib, keadaan si pasien anak tersebut langsung membaik. Setelah si anak siuman, dokter langsung mengatakan ke keluarga pasien...."alhamdullillah bapak ibu, keadaan putri bapak ibu telah berhasil kami selamatkan". He.....3x saya langsung ketawa ngeliat hal itu. Sakti sekali dokternya....tanpa melakukan tindakan BHD, atau ATLS, cairan, digitalis, atau dan sebagainya, hanya pegang stetoskop colok kiri kanan, langsung sembuh dan langsung bisa tersenyum lagi melihat orang tuanya...................:-0
Sebetulnya, disamping ketawa, saya juga ikut sedih melihat hal tersebut. Mungkin karena basicnya saya adalah seorang perawat dan suka olahraga taekwondo, saya mungkin cuma bisa memberikan komentar sebatas itu. Sebatas hal yang saya pahami. Saya membayangkan apabila orang lain yang berbeda profesinya seperti guru, dokter, arsitek, wartawan dsb, dengan konsep keilmuan mereka, melihat hal yang berbeda dan janggal di sinetron, saya yakin, mereka mungkin akan berpendapat yang sama. dan kemungkinan besar ikut tertawa. dan yang lebih parah lagi menghina......:-). Soalnya, apabila saya bandingkan dengan pembuatan film luar negri, pengetahuan dasar tentang kehidupan umum sangat diperhatikan. ER misalnya, George Cloney bukanlah seorang perawat, tapi gaya dan aktingnya bahkan melebihi seorang perawat. Dan banyak sekali film luar yang lebih bagus lagi, dan yang lebih penting memang menggambarkan kehidupan yang nyata dan tidak membodohi masyarakat. Seperti di Indonesia, yang cuman ada di sinetron yang baju anak SMU nya tidak pakai nama, bajunya di keluarkan, rok sekolah wanitanya 1 jengkal di atas lutut dan rambutnya gondrong buat yang cowok, sementara adegan sekolahnya di sekolah negri. Padahal, di mana-mana juga di Indonesia, kalau di sedang berada dalam sekolah yang baju harus dimasukin, rambut rapih dan gak akan akan ada rok 1 jengkal di atas lutut. :-p. n...Kita bicara sekolah negri LHO..
So........Pemerintah, kapan tindak orang-orang norak seperti itu, yang telah berbuat zalim kepada masyarakat........dengan melakukan pembodohan masal melalui media masa...
Cieeeeeh....Ceritanya aku lagi cinta banget nih ma Indonesia. Hidup Indonesia, jangan sedih walau kala 3-0 melawan suriah kesebelasan U-23 Indonesia. ...
Bae ah indonesia eleh, nu penting mah persib tong eleh & jadi juara liga........Hidup Persib...:-p

Rabu, 14 November 2007

Jadwal Lab KMB tk. II Aisyiyah Bandung

Kel I.
Bayu Permana, Elya Hasanah, Esti Agustini, Nur Asriyanti, Triani Rukmana, Uci Eri Winarti Wida Gustini Winna PK
Kel II
Dikriani, Evin Novianti, Laila Nurul, Pupah Nurjanah, Saeful Ma'ruf , Saepudin, Solihatun Afriani, Suryani Rosmawati, Yayu Nuraeni
Kel III
DA Fasmat Efendi, Ety Fatmawati, Hera Maya S, Marita F, Rohimatussadiah, Reni Restari, Sri Endah A, Yani Rahmayani, Yeni Nuraeni
Kel IV
Abdul Malik W, Aini Nurul , Farhani Tilawati, Gian Rayendra, Herlinawati, Holisoh, Iros Rosana, Mike Seplianti ,Rejeki Yuliana Sari, Risma Noviana
Kel V
Ani Sumarni,Dicky Hardika,Safitri R,Puspita Rizki,Raka Gumelar,Ratna Rosma Dewi,Yulianti Indah, Yanti S
Kel VI
AI Faridah,Ai Ratna Y,Fithri Lestari, Hendra Sujatmoko, Intan Nurmartini , Ruri Andriani, Sri Kartini, Wita Nurfianti, Yogi Nugraha
Kel VII
Alin Irawati, Fauziah Rahmalina, Herry Haryanto, Intan Pujianti, Omat Rohmatillah, , Siti Fatimah, Wawan Setiawan

Dosen
Ani : AGD dan perawatan tracheostomy
Santi : CVP dan EKG
Bandu : Pemeriksaan fisik sistem pencernaan dan perkemihan + Balut bidai
Nurul : Hecting dan aff Hecting
Irma H : Pemeriksaan fisik system persyararafan dan Indra
Inggriane : CTT dan bilas lambung
Nurlaeci : Pemeriksaan fisik cardiovaskular dan pencernaan & Asistensi Lumbal Punksi


Waktu : Senin, Selasa, Sabtu 19 Nov 2007- Selesai. Jam nego dengan dosen :-)
Ani : 1,2,3,4,5,6,7
Santi : 2,3,4,5,6,7,1
Nurlaeci: 3,4,5,6,7,1,2
Bandu : 4,5,6,7,1,2,3
Inge : 5,6,7,1,2,3,4
Irma : 6,7,1,2,3,4,5,
Nurul:7,1,2,3,4,5,6
Modul bisa diambil pak Bandu hari rabu

Senin, 12 November 2007

FINAL KMB.....




Akhirnya selesai juga pembelajaran KMB tingkat 2. Lumayan............, yang kita harapkan hampir semua kompetensi tercapai. Sebenarnya yang kita mau dari pembelajaran KMB adalah konsep mengenal dan menterjemahkan kasus, serta berargumen dengan menggunakan landasan yang kuat. Jadi dalam berargumen mahasiswanya menggunakan penyataan yang sesuai dengan buku. jadi tidak asal bunyi saja. Dari 2 kelas yang saya bina, terdapat keunikan-keunikan tersendiri yang menjadi sorotan dalam pembelajaran. Pertama, tentu saja kelas A. Kelas A, yang notabene "ceunah" mempunyai kemampuan intelektual lebih, mereka mempunyai kelebihan dalam pembahasan dan kedalaman materi. Mereka lebih mampu mengeksplorasi kasus, dan lebih dapat memetakan pikirannya, dan semua target pembelajaran tercapai dengan sempurna, bahkan lebih. Kesiapan pembelajaran lebih sempurna, kemandirian sudah tercipta dsb.Tapi ya begitulah, resiko menjadi orang yang lebih pintar katanya, semakin pintar semakin banyak tuntutan, semakin banyak negoisasi, dan tawar menawar, yang saya takutkan merupakan refleksi egoisme seorang remaja yang berlebihan. Terlihat sekali konsep ego yang tinggi di kelas ini. Dan ini sangat wajar sekali melihat konsep perkembangan emosionalnya yang sesuai dengan tingkatan umur. Please deh, baca buku Psikologi Perkembangan Hurlock biar lebih ngeh


Bertolak belakang dengan kelas A, kelas B yang kekurangan utama nya di tahapan intelektual, mereka bisa lebih fun, lebih "nrimo" dan yang utama lebih sabar........sehingga, ketika perasaan yang terkait dengan ego tersebut tidak begitu tinggi, enak bagi dosennya untuk membina. Nurut.....sekali. Ditambah lagi lucu, ada maskot yang jadi bahan kekeyakan, terutama waktu membahas masalah odem anasarka he...3x dan selanjutnya......yang saya rasakan jelas, dari tingkat sopan santun, kelas B lebih unggul dari kelas A. Hanya saja ketika dihadapkan ke dalam tujuan pembelajaran sesungguhnya, faktor intelektual dapat menjadi kendala yang utama di dalamnya, apalagi kalau ditambah dengan kebiasaan-kebiasaan umum mahasiswa indonesia, seperti males, hura-hura, bobogohan terus....dsb. Kayaknya gak afdol deh kalo jadi mahasiswa itu rajin :-p


By the way, konsep pembandingan disini lebih dimaksudkan untuk refleksi diri dan mencari solusi. Alangkah baiknya apabila kelebihan-kelebihan yang telah ada dapat dimaksimalkan, kekurangan yang ada harus di minimalisir dan dicari pemecahannya. Bagi kelas A menurut mr x, harus lebih banyak belajar lebih bisa menurunkan konsep ego mereka yang begitu tinggi, konsep mementingkan diri sendiri, terlalu mengandalkan orang lain, karena hal ini bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. dan bagi kelas B menurut mbah Darmo, dimana kekurangan utama adalah masalah "brain", yang mutlak harus dilakukan adalah belajar, belajar dan belajar. Belajar lebih giat, belajar lebih keras, belajar belajar dan belajar. kalahkan rasa malas dan rasa rendah diri, kurangi main-main, serta perasaan tidak yakin pada kemampuan diri sendiri. Insya Allah bisa sukses .....mudah-mudahan.


So....bagaimana dengan dosennya.???? Saya merasa banyak sekali pengalaman berharga ketika mencoba mengaplikasikan konsep yang "utuh" seperti ini. Kenapa utuh??????? lebih dikhususkan karena belajar menjadi dosen disini adalah mencoba untuk mengaplikasikan konsep secara utuh antara mendidik dan mengajar, Teaching and Caring serta mengkolaborasikannya. Jadi konsepnya utuh, ada mengajarnaya, perhatiannya, kasih sayang, memfasilitasi di gabung jadi satu (Kaya bala-bala aja). Dan hal ini tentu saja sangat berbeda jauh bila hanya dengan menjadi "tamu sesaat" misalnya saat mengajar beberapa konsep di akbid. Datang ke kelas, presentasi sebentar, bari ngeceng (selama belum di larang) :-), evaluasi....terus....sudah. Tanpa yang lainnya. Mau ngerti mau nggak itu bukan urusan utama, yang penting kita memberikan perfomance yang terbaik di depan mahasiswa. Akan tetapi, pembelajaran KMB dengan sistem running seperti ini, menuntut dosen untuk mengenal berbagai pribadi yang ada dalam bimbingannya. Dan tentu saja dalam menjalankan itu, saya masih masih masih dan masih banyak sekali kekurangan. Banyak sekali faktor yang ada, baik dari segi usia, pengalaman kerja dan mungkin faktor pendewasaan. Di mana "urang nu baheula" hanya seorang mahasiswa yang imut dan lucu " gendut maksudna, :-p, harus bermetamorfosis secara langsung menjadi seorang dosen yang dituntut Full Capacity, sebagai fasilitator yang dapat bekerja dengan baik.


Dan pada akhirnya, kegiatan saya mengajar KMB selama 1 semester ini merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga. Begitu banyak pengalaman yang saya dapatkan. Belajar sabar ketika ada mahasiswa yang berbuat curang, belajar menutup mata ketika ngeliat mahasiswi terus yang ada di otak malah mikir "duh geulis euy" :-p, Belajar nahan diri gara-gara mikirin kho ping hoo yang belum selesai di baca di rumah, penasaran ma ceritanya, Belajar tetep konsentrasi walau perut lapar gara-gara kuliah pagi banget, rumah jauh belum sempet sarapan....emang apa aja yang dikerjain di rumah Woi...dan yang paling utama belajar untuk terus belajar meningkatkan kemampuan diri yang masih-masih sangat kurang sekali bila dibandingkan dengan teman-teman dosen senior di perguruan tinggi Aisyiyah. And Selanjutnya..., narik nafas heula, Terima kasih buat Aisyiyah atas segala fasilitas yang dimilikinya. "Sudah terhitung lengkap lho". Terima kasih atas bantuan dan bimbingan suhu dan subo di perguruan Aisyiyah ini. terakhir buat teman-teman mahasiswa selalu sukses untuk anda, be happy and honest person, always. keep expand ur ability (lagi coba nulis inggris nih buat latihan IELTS)...C U................




nb: selesai nulis ini, jangan lupa pulang ke rumah, mandi, shalat, nyiapin modul buat lab tk. 2, ngasih makan kucing, ngawasin belajar adek, baca buku, nelpon eneng, "kapan nonton Get Merit, kalo ga ujan, sibuk yahhhhhh"Ya Aloh berilah kemudahan dan kekuatan untuk hambamu ini,......banyak euy

Jumat, 09 November 2007

Critical Thinking

Beruntung saya ketika pertama masuk ke Aisyiyah langsung di "terjunkan" di departement KMB, di bawah bimbingan bu Santi n bu Ani. Metode Critical Thinking cocok dengan tipe pembelajaran KMB yang banyak sekali bahasannya. Waktu ikut pelatihan tentang KBK kemarin juga, banyak dosen akper lain yang mengeluh bahwa pembelajaran KMB banyak banget materinya. Why, bingung, apa aja materi yang harus disampaikan ke anak D3 dengan waktu yang tersedia. Solusi utama, Critical Thinking, gampang diaplikasikan, gak cape buat dosennya. Jadi istilahnya, kita ke mahasiswa ngasih kail, bukan ikannya. Duhhh kayak ahli bahasa aja, ngangge paribahasa. Hidup Aisyiyah